Sabtu, Mei 10, 2008

Trip ke Museum Geologi






Samsam tuh senang sekali browsing gambar-gambar di internet. Suatu saat, sesudah dia browsing gambar-gambar
dinosaurus di google picture pakai PicLens, dia bilang ,"Samsam pingin lihat tengkorak dinosurus." Jadilah pagi itu kita langsung mandi dan bersiap-siap untuk berjalan-jalan ke satu-satunya tempat di mana kita bisa memperlihatkan tengkorak dinosaurus padanya.

Museum Geologi termasuk sebuah L
embaga yang cukup tua. Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli-ahli Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral.

Karena membutuhkan ruang penyimpanan peta, batuan, fosil, mineral dan lainnya -maka Deinst van den Mijnbouw membangun sebuah Geologisch Laboratorium di Rembrandt Straat (Jl Diponegoro, dekat Gedung Sate) di tahun 1928 dengan arsitek Menalda van Schouwenburg.

Singkat cerita, karena antara tahun 1940 - 1950 terjadi perang kemerdekaan, maka gedung ini berpindah-pindah tangan dari tangan Belanda, ke tangan Jepang, lalu ke tangan Republik, pindah lagi ke tangan Belanda, lalu akhirnya jadi milik Republik lagi.

Di tahun 1999, Museum Geologi mendapatkan bantuan dari pemerintah jepang senilai 700 juta yen. Hasilnya adalah gedung yang lebih terawat, display yang lebih rapi, dan koleksi yang lebih lengkap.

Waktu jaman masih kecil saya senang sekali main-main ke sini untuk melihat fosil Mastodon dan Kerbau Purbakala. Sekarang anak saya (dan saya juga) lebih senang lagi karena ada replika fosil Tyranosaurus Rex sumbangan orang Jepang. (Tyranosaurus Rex = Raja Kadal Jahat; Tyran = Tirani/Jahat, Saurus = Kadal, Rex = Raja).

Yang lebih asik lagi adalah setiap hari minggu selalu diputar Film Pendek mengenai
Geologi di Auditorium-nya. Ada beberapa koleksi film yang diputar, tapi sejauh ini saya baru nonton dua di antaranya.

Jangan datang hari jumat atau libur nasional karena mereka tidak akan buka buka di hari-hari itu. Mereka s
elalu mulai buka pukul 9 pagi sampai pukul 15.30 sore. Kecuali hari sabtu dan minggu di mana mereka sudah tutup mulai jam 13.00.

Ada satu hal yang paling aneh dari museum ini ... hampir semua layanannya gratis (no entrance fee, and they don't charge if you want to watch the films).

Sebagian tulisan di posting ini saya ambil dari situs resmi Museum Geologi, silahkan klik di link-nya untuk tahu lebih banyak.

Trip dari Ciwangun to Sukawana





Trip dari Ciwangun ke Sukawana adalah trip pendek yang kami (saya, Fanny dan Samsam) lakukan bulan April 2008 yang lalu. Tripnya pendek, hanya sekitar 8 km. Ditempuh mulai jam 9 pagi sampai jam 4 sore, jadi cuman 7 jam
jalan santai. In fact, "santai sekali" karena kita harus mengikuti kecepatan maksimalnya si Samsam yang baru berumur 3 tahun 9 bulan.

Sebenarnya kita bermaksud untuk berjalan ke Situ Lembang. Tapi kita keluar jalur .. terlalu ke timur. Sehingga s
ampainya ke Kebun Teh Sukawana .. he he he... Untungnya sepanjang perjalanan kita bisa menikmati indahnya alam di lembah antara Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Parahu. Jadi sama sekali enggak menyesal.

Trek ini
highly recomended untuk keluarga, karena perjalanannya tidak terlalu berat, pemandangannya hijauuuu, bisa naik turun bukit, menyeberangi sungai, piknik di kebun teh, dll.


Mobil bisa diparkir di Ciwangun Indah Camp (di samping Villa Istana Bunga). Nanti diambil lagi sore hari di tempat yang sama. Karena trek pulangnya melalui jalan yang sama.